DI BALIK PENYIMPANAN VAKSIN COVID-19: PERAN COLD CHAIN

Distribusi vaksin COVID-19 merupakan salah satu operasi logistik paling kompleks dalam sejarah kesehatan global. Keberhasilan program vaksinasi tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan dosis, tetapi juga oleh tata kelola distribusi dan pengawasan mutu sepanjang alur rantai pasok. Data global menunjukkan sebagian besar negara menerapkan vaksinasi universal atau memprioritaskan kelompok rentan, meskipun beberapa negara seperti Eritrea tidak memiliki penerima vaksin sama sekali dan Afghanistan serta Liberia hanya memberikan vaksin kepada pekerja kunci dan kelompok rentan (Hale et al., 2021). Kondisi ini menggambarkan adanya kesenjangan, tetapi juga kemampuan logistik masing-masing negara.

JENIS JENIS VAKSIN COVID-19:
Jenis vaksin COVID-19 yang digunakan secara global pun beragam, meliputi:

  1. Pfizer-BioNTech (Cominarty)
  2. Oxford-Astrazeneca (Vaxzevria)
  3. Sinovac (CoronaVac)
  4. COVILO (Sinopharm)
  5. Johnson & Johnson (Janssen COVID-19 Vaccine)
  6. CanSino (Convidecia)

Tantangan terbesar justru terletak pada aspek produksi massal, penyimpanan, dan distribusi vaksin yang masih minim dilaporkan di banyak negara (Ganasegeran et al., 2021). Jika tantangan ini tidak ditangani secara cepat, proses vaksinasi dapat berjalan lambat dan mengurangi peluang tercapainya kekebalan kelompok. Dalam kondisi inilah sistem cold chain menjadi komponen kunci untuk memastikan kualitas vaksin tetap terjaga sepanjang distribusi.

APA ITU COLD CHAIN?

Cold chain merupakan sistem yang menjaga kualitas produk biologis sejak proses produksi hingga titik pemberian dengan memastikan bahwa vaksin disimpan dan diangkut pada rentang suhu yang direkomendasikan. Karena vaksin bersifat sangat sensitive, maka penangannya harus dilakukan secara teliti dan konsisten. Ketidakstabilan suhu dapat menyebabkan kerusakan vaksin dan berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat. Chold chain dapat berupa standar (2-8oC) maupun deep-freeze (hingga -70oC), dengan kebutuhan infrastruktur yang luas dan biaya operasional yang tinggi.

PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN VAKSIN COVID-19
Dalam proses penyimpanan dan pengemasan, vaksin dikemas dalam beberapa lapisan. Pengemasan primer umumnya terdiri atas vial kaca, jarum suntik, penutup, dan segel. Kemudian, pengemasan sekunder dan tersier digunakan untuk mengurangi volume, menekan biaya logistik, serta menurunkan jejak karbon. Di fasilitas kesehatan, vaksin biasanya disimpan dalam lemari es atau freezer khusus farmasi, bahkan dalam beberapa kondisi dapat menggunakan kulkas rumah tangga yang memenuhi standar tertentu.

Setiap jenis vaksin juga memiliki kebutuhan penyimpanan yang berbeda, yaitu:

  1. Vaksin mRNA  Pfizer
    Vaksin ini membutuhkan penyimpanan paling ketat, yaitu -70oC dalam freezer ultra-dingin. Dikemas dalam vial 2mL tanpa pengawet berisi 5 dosis. Setiap peniriman berisi 5 tray dengan total 4.875 dosis, menggunakan dry ice dan berrat sekitar 34 kg. Setela tiba, vaksin harus dipindahkan ke freezer ultra-dingin dalam 5 menit. Vaksin dapat dicairkan dalam kulkas (2-8oC) hingga 5 hari, setelah dicairkan dan stabil selama 6 jam pada suhu ruang. Setiap dosis harus diencerkan dengan saline sebelum digunakan.
  1. Vaksin mRNA Moderna 
    Dikirim pada suhu −20 °C. Satu karton berisi 10 vial dengan total 100 dosis. Vaksin dapat disimpan hingga 30 hari dalam kulkas 2–8 °C, dan stabil selama 12 jam pada suhu ruang setelah dicairkan. Tidak memerlukan rekonstitusi. Informasi produk tersedia melalui QR code pada vial dan karton.
  1. Vaksin Adenovirus Johnson & Johnson
    Dikirim pada suhu −20 °C. Setiap shipper berisi 2.400 dosis. Setelah tiba, harus dipindahkan ke kulkas 2–8 °C dan dapat disimpan hingga 3 bulan.
  1. Vaksin Adenovirus Astrazeneca
    Dikirim dalam palet berisi 20.400 vial. Harus disimpan di kulkas 2–8 °C dan dilindungi dari cahaya. Dapat disimpan hingga 6 bulan dan tidak boleh dibekukan. Setelah vial ditusuk, harus digunakan dalam 6 jam.

TRANSPORTASI DAN DISTRIBUSI VAKSIN COVID-19
Pada tahap transportasi dan distribusi, persyaratan logistic vaksin harus memenuhi standar farmasi untuk pengiriman melalui udara, laut, maupun darat. Produsen vaksin wajib mematuhi kebijakan Food and Drug Authority serta ketentuan Federal Food, Drug, and Cosmetic Act. Untuk penggunaan darurat, otoritas menerbitkan Emergency Use Authorisation (EUA) yang mencakup dua jenis fact sheet sebelum vaksin dikirim ke berbagai negara, yaitu (Termini, 2021) : 
1. Healthcare Providers Administering Vaccine (Vaccination Providers)
2. Recipients & Caregivers

Proses distribusi melibatkan banyak stakeholder seperti pengirim, freight forwarder, perusahaan kargo udara dan darat, serta agen penanganan di titik tujuna (de Boeck et al., 2020). Seluruh pihak bekerja dalam suatu gugus tugas yang menangani aspek kesehatan-lingkungan, hubungan public, kebijakan pemerintah, komunikasi, serta kelangsungan operasi rantai pasok. Karena vaksin sangat rentan terhadap fluktuasi suhu, setiap pemangku kepentngan memiliki peran penting dalam menjaga kualitasnya, sebab paparaan suhu yang tidak sesuai dapat merusak vaksin dan mengganggu jalannya program vaksinasi.

Sumber: Hale et al. (2021). Pandemic policy database; Ganasegeran et al. (2021). COVID-19 reproduction number & herd immunity; Fahrni et al. (2022). Cold chain logistics management; de Boeck et al. (2020). Vaccine distribution chains; Termini (2021). Public health & liberty in vaccination.

Related Post

Bridging Technology for Humanity
Jl. D.I Panjaitan No. 128 Purwokerto 53147, Jawa Tengah – Indonesia

Telp : 0281-641629

WA  : 0812-2831-9222

Email : [email protected]

Website Official : ittelkom-pwt.ac.id

Website PMB : pmb.ittelkom-pwt.ac.id

Negara : Indonesia

Telp

WA

Email

Website Official

Website PMB

Negara

Fakultas Teknik Telekomunikasi dan Elektro (FTTE)

Fakultas Informatika (FIF)

Fakultas Rekayasa Industri dan Desain (FRID)

Bridging Technology for Humanity
Jl. D.I Panjaitan No. 128 Purwokerto 53147, Jawa Tengah – Indonesia

Telp

WA

Email

Website Official

Website PMB

Negara

Fakultas Teknik Telekomunikasi dan Elektro (FTTE)

Fakultas Informatika (FIF)

Fakultas Rekayasa Industri dan Desain (FRID)

Copyright ©2024 All Rights Reserved By Institut Teknologi Telkom Purwokerto

Secret Link