logistik

artikel, logistik

3 Dampak Kebijakan Zero ODOL Terhadap Biaya Logistik, Ternyata Ini Solusinya!

Fenomena Over Dimension and Over Loading atau ODOL adalah sebuah masalah besar dalam sektor logistik Indonesia. Karena ODOL menyebabkan terhambatnya efisiensi, keamanan, dan daya saing nasional. ODOL sendiri merupakan kondisi ketika kendaraan angkutan barang melebihi batas dimensi dan muatan yang diizinkan pemerintah, sehingga menyebabkan kerusakan jalan, peningkatan biaya logistik, dan risiko kecelakaan yang tinggi. Bagi pelaku usaha praktik ODOL ini memang terlihat menguntungkan, tapi faktanya praktik ini justru merusak jalan, bikin boros BBM, dan risiko tinggi kecelakaan. Oleh karena itu, pemerintah menerapkan kebijakan Zero ODOL yang resmi diterapkan secara nasional mulai tahun 2025. Tujuannya adalah menekan tingkat kecelakaan dan menjaga infrastruktur jalan dari kerusakan akibat kendaraan yang melebihi kapasitas muatan. Namun, kebijakan ini menimbulkan tantangan baru yakni kenaikan biaya logistik yang signifikan. Berikut ini merupakan 3 dampak utama Zero ODOL terhadap biaya logistik beserta solusinya! Kebijakan Zero ODOL mewajibkan kendaraan pengangkut barang atau niaga hanya boleh mengangkut sesuai kapasitas standar menyebabkan Perusahaan harus menambah jumlah perjalanan untuk mengirim barang dengan volume yang sama. Hal ini, menimbulkan lonjakan biaya bahan bakar, operasional armada, tol, serta tenaga kerja. Menurut ALI (Asosiasi Logistik Indonesia), biaya logistic meningkat antara 30% sampai 40% sejak implementasi penuh ZERO ODOL (Kontan.co.id, 2025). Biaya transportasi yang meningkat menyebabkan biaya distribusi barang yang ikut melonjak. Lonjakan ini cenderung dibebankan ke konsumen dalam bentuk harga barang yang lebih tinggi. Sektor yang paling terdampak adalah barang pokok dan kebutuhan sehari-hari di wilayah dengan akses logistic yang terbatas. Padahal menurut Bappenas, sebelum penerapan kebijakan inipun, biaya logistik Indonesia sudah berada di angka 14,29% dari PDB, lebih tinggi dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand (Bisnis.com, 2023). Pelaku UMKM dan pengusaha daerah umumnya memiliki kendaraan angkutnya sendiri ataupun menggunakan kendaraan angkut yang di sewa namun, sering kali belum mampu mengganti armada logistik mereka sesuai regulasi Zero ODOL. Akibatnya, banyak usaha kecil yang kehilangan daya saing karena biaya kirim naik, margin usaha turun, dan distribusi menjadi lebih lambat. Lalu, bagaimana dengan solusinya? Ini dia solusi yang dapat diterapkan! Solusi agar kebijakan Zero ODOL tidak memberatkan meliputi penerapan transportasi multimoda yang menggabungkan angkutan jalan, laut, dan kereta untuk efisiensi biaya; penguatan ekosistem digital melalui National Logistic Ecosystem (NLE). Digitalisasi proses logistik melalui NLE mampu memangkas birokrasi, mempercepat alur distribusi, dan meningkatkan transparansi antara pelaku usaha dan pemerintah. Selain itu, Pemerintah perlu memberi bantuan pembiayaan untuk penggantian kendaraan yang sesuai standar ODOL. Peningkatan kapasitas SDM logistik menjadi kunci agar pelaku usaha dapat beradaptasi dengan sistem baru secara optimal. Pemberian insentif pembiayaan untuk konversi armada yang sesuai standar dan pelatihan SDM diberikan agar adaptasi kebijakan berjalan optimal dan berkelanjutan (Sitorus, 2022).Sumber: Kontan.co.id (2025). Urgensi Roadmap Kebijakan ODOL dan Hambatan Logistik Nasional; Bappenas. (2023). Ongkos logistik RI 14,29 persen, Bappenas: Negara maju 8 persen. Bisnis.com; Sitorus, B. (2022). Peranan Multimoda dan NLE. Jurnal Manajemen Bisnis Transportasi dan Logistik, Vol.8 No.1.

logistik

ECORISE: Aksi Nyata Mahasiswa Teknik Logistik Telkom University Purwokerto Jaga Ekosistem Laut Lewat Pelepasan Tukik

Cilacap, 27 Mei 2025 – Suasana sore di Pantai Sodong, Cilacap, menjadi saksi semangat puluhan mahasiswa dari berbagai kampus. Mereka datang bukan hanya untuk menikmati pemandangan laut, melainkan menjalankan misi penting yaitu melepas tukik (anak penyu) ke habitat alaminya sebagai bentuk kepedulian terhadap kelestarian ekosistem laut. Kegiatan ini merupakan bagian program REACT (Reach and Action) dari Digital Collaboration for Sustainability (DCS) Telkom University. Berawal dari Tim ECORISE Dinda Natasya Artaviana (S1 Teknik Logistik), Muhammad Hilmiy Nasthama (S1 Teknik Logistik) Dona Nur Tamara S1 Sains Data menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa mampu berperan aktif dalam pelestarian lingkungan. Ketua Tim ECORISE, Dinda Natasya Artaviana, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin ke-14: kehidupan di bawah laut.“Lewat pelepasan tukik ini, kami ingin menunjukkan bahwa upaya menjaga lingkungan bisa dimulai dari langkah kecil. Kami ingin meningkatkan kesadaran bahwa laut juga harus kita jaga bersama,” kata Dinda. Kegiatan dimulai pukul 14.30 WIB dengan pembukaan oleh MC, dilanjutkan laporan kegiatan dari Ketua Tim Ecorise Dinda Natasya Artaviana, kemudian sambutan dari Kaprodi Teknik Logistik Ibu Nabila Noor Qisthani, S.T., M.T., serta Direktur DCS Telkom University. Setelah itu, peserta mengikuti sesi edukasi mengenai ekosistem penyu yang dipandu oleh tim konservasi setempat. Dalam sesi edukasi tersebut, peserta belajar bahwa penyu kerap menjadi korban pencemaran laut. Pak Jumawan, pengelola konservasi penyu Cilacap, membagikan kisah nyata tentang seekor penyu yang tidak mau makan karena menelan sampah plastik. “Waktu kami periksa, ternyata di kotorannya ada serpihan plastik. Ini bukti bahwa sampah di laut sangat berbahaya bagi hewan laut,” ujarnya. Dalam kegiatan ini, Ketua Program Studi Teknik Logistik, Ibu Nabila Noor Qisthani, S.T., M.T., turut menyampaikan pandangannya. Ia menekankan bahwa kegiatan ini sangat relevan dengan semangat keberlanjutan yang juga menjadi bagian dari sistem rantai pasok modern.“Sebagai bagian dari program studi yang menekankan pentingnya keberlanjutan dalam sistem logistik, kami ingin mahasiswa belajar langsung tentang bagaimana pelestarian lingkungan bisa berjalan seiring dengan praktik logistik. Kegiatan ini memberi pengalaman yang sangat bermakna bagi mereka,” tuturnya. Tukik yang dilepas adalah jenis penyu lekang, salah satu spesies yang kini jumlahnya terus menurun. Pelepasan dilakukan sekitar pukul 16.00 WIB. Waktu tersebut dipilih karena dianggap paling aman dari serangan predator laut.“Waktu sore adalah waktu terbaik untuk tukik menuju laut. Suhu lebih bersahabat, dan risiko ancaman dari hewan pemangsa jauh lebih kecil,” jelas Pak Jumawan. Sebanyak 50 mahasiswa turut serta dalam kegiatan ini. Mereka berasal dari beragam program studi dan kampus, seperti UGM, Amikom Yogyakarta, Amikom Purwokerto, serta berbagai jurusan di Telkom University Purwokerto, seperti Teknik Informatika, Sains Data, DKV, Sistem Informasi, dan tentu saja Teknik Logistik. Para peserta berkumpul di kampus Telkom University sejak siang, lalu berangkat bersama menuju Pantai Sodong menggunakan sepeda motor. Kehadiran mereka menjadi bukti bahwa isu lingkungan dapat menyatukan banyak pihak dari berbagai latar belakang. Kegiatan ini sebenarnya direncanakan sejak Maret, namun pelaksanaannya baru bisa dilakukan di akhir Mei demi menunggu tukik menetas. “Kami menyesuaikan jadwal demi kelestarian tukik. Ini bukan sekadar acara seremonial, tetapi momentum yang kami tunggu dengan serius,” kata Dinda. Kegiatan ini juga didampingi langsung oleh Bapak Miftahol Arifin, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing, serta para dosen Teknik Logistik lainnya yang turut hadir dan mendukung penuh kegiatan mahasiswa di lapangan. Melalui ECORISE, mahasiswa tidak hanya belajar tentang teori pelestarian lingkungan, tetapi juga terjun langsung dalam aksi nyata. Dengan melepaskan tukik ke laut, mereka mengirim pesan bahwa konservasi bisa dimulai dari tindakan sederhana namun berdampak besar. “Semoga akan lebih banyak kegiatan kampus yang mendukung keberlanjutan, dan lebih banyak mahasiswa yang peduli terhadap lingkungan. Karena masa depan laut ada di tangan kita juga,” tutup Dinda.

artikel, logistik, Pengabdian Masyarakat

Tim Dosen Teknik Logistik Merancang Alat Pemilah Telur Otomatis Berkolaborasi dengan Kemendiksaintek

Tim Dosen dari Telkom University Purwokerto merancang alatpemilah telur otomatis untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produk di industri perternakan. Alat ini memisahkan telur berdasarkan ukuran dan berat menggunakan sensor load cell. Dengan prinsip gaya tarik magnet, telur yang lebih berat akan jatuh terlebih dahulu. Anto Farm merupakan salah satu UMKM di Wilayah Cilongok Banyumas yang bergerak di bidang Layer Farm dan juga Peternakan Ayam Pejantan. Cakupan pasaran Anto Farm berada di wiliayah Banyumas, Purbalingga, dan Cilacap. Tantangan utama yang dihadapi oleh Peternak Unggas daerah Banyumas dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Beberapa masalah eksternal seperti mengatasi jenis konsumen yang semakin selektif dilakukan dengan memberikan pilihan Grade Telur mulai dari Grade A, B, dan C. untuk faktor eksternal yang lain merupakan kejadian yang uncontrollable sehingga UMKM cenderung menerima kondisi eksternal tersebut. Untuk masalah internal seperti masalah pengolahan limbah, Anto Farm telah mengadopsi system Tumpang Sari dimana system tersebut merupakan perpaduan antara peternakan ayam dan budidaya ikan di kolam. Berdasarkan hasil wawancara masalah operasional yang belum dapat diatasi namun memungkinkan untuk dikontrol adalah permasalahan 1) Sortir telur manual, 2) pecah telur sesaat setelah ayam bertelur, dan 3) deteksi susut bobot krat telur dan unggas Ketika pengiriman.Secara umum implementasi Alat Sortir berpengaruh pada Penurunan beban operasional UMKM Peternakan dengan cara mempercepat waktu sortir sehingga barang cepat dikirim, memungkinkan perampingan karyawan sortir dalam jangka panjang, dan mitigasi telur pecah saat panen telur. Percobaan dilakukan dengan menggunakan Satu Peti telur atau 15 Kg dengan jumlah telur sebanyak 240 butir. Dimulai dari percobaan 1 menggunakan jumlah telur 1 krat (30 butir), hingga percobaan yang ke-5 menggunakan 1 peti telur. Sedangkan rata-rata waktu sortir dengan menggunakan Alat Sortir Telur Otomatis memiliki waktu rata-rata sortir sebesar 22.6 detik per telur. Sedangkan untuk implementasi alas telur juga berpengaruh pada penurunan defect telur secara signifikan, terjadi penurunan presentase jumlah defect telur dengan rata-rata penurunan sebesar 54%. Rata-rata defect pada telur dengan menggunakan Alas Telur tradisional adalah 7 butir per flok per hari. Setelah di terapkan alas stainless dan dilakukan pengamatan selama 5 hari maka diperoleh rata-rata defect per flok perhari adalah 3 Butir perflok perhari.

artikel, logistik, Pengabdian Masyarakat

Upscaling Bisnis Kelompok Usaha Gula Kelapa

Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) ini dipimpin oleh Nabila Noor Qisthani, S.T., M.T., dosen Teknik Logistik, bersama dengan anggota tim Muhammad Iqbal Faturohman, S.T., M.B.A., M.Sc. dan Emmareta Fauziah, S.Ds., M.Ds., serta melibatkan enam mahasiswa dari berbagai program studi. Program PKM ini dilakukan di Desa Karangduwur, Kabupaten Kebumen, dengan sasaran mitra para pengrajin gula kelapa setempat. Adapun bantuan teknologi yang diberikan berupa dapur dan tungku bersih serta beberapa peralatan pendukung untuk meningkatkan produksi gula kelapa. Pengembangan Usaha Kelompok Pembuat Gula Kelapa di Desa Karangduwur melalui Kemasan Berbasis Identitas Budaya dan Penerapan Digital Marketing

artikel, logistik, Uncategorized

Dosen Teknik Logistik menjadi Narasumber di Workshop Sinkronisasi Kurikulum SMK Prodi Teknik Logistik di SMKN 1 Tempel Sleman

Salah satu dosen Teknik Logistik IT Telkom Purwokerto. Miftahol Arifin, S.T., M.T., dipercaya untuk menjadi narasumber dalam workshop tentang “Sinkronisasi Kurikulum SMK Prodi Teknik Logistik” di SMKN 1 Tempel, Sleman. Workshop ini merupakan bagian dari upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyelaraskan kurikulum SMK dengan kebutuhan industri, khususnya dalam bidang logistik. Miftahol Arifin, dengan pengalaman dan pengetahuannya yang luas, diundang untuk berbagi wawasan mengenai tren terbaru, teknologi, dan best practices di bidang logistik kepada para guru SMK. Sebagai narasumber, Miftahol Arifin tidak hanya memberikan materi tentang konsep-konsep dasar logistik, tetapi juga membahas studi kasus nyata, tantangan industri, serta solusi inovatif yang dapat diterapkan di dunia pendidikan. Melalui sesi interaktif, para peserta workshop mendapatkan kesempatan untuk berdiskusi langsung dan mendapatkan masukan berharga yang dapat mereka implementasikan dalam pengajaran sehari-hari. Kehadiran Miftahol Arifin sebagai narasumber diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di SMK, khususnya dalam program studi Teknik Logistik. Dengan penyesuaian kurikulum yang lebih relevan dengan kebutuhan industri, siswa-siswa SMK akan lebih siap menghadapi dunia kerja yang dinamis dan kompetitif.Workshop ini juga membuka peluang kolaborasi yang lebih luas antara IT Telkom Purwokerto dan SMK-SMK di seluruh Indonesia. Dengan sinergi yang baik antara institusi pendidikan tinggi dan sekolah menengah kejuruan, diharapkan dapat tercipta ekosistem pendidikan yang lebih kuat dan berkualitas.Kegiatan ini menjadi bukti nyata komitmen IT Telkom Purwokerto dalam mendukung pengembangan pendidikan vokasi di Indonesia. Semoga kolaborasi ini dapat terus berlanjut dan memberikan manfaat yang besar bagi semua pihak yang terlibat. Selamat kepada Miftahol Arifin atas kepercayaannya sebagai narasumber di workshop ini, dan semoga kontribusi beliau dapat menginspirasi banyak pendidik dan siswa di .

artikel, Dosen, logistik

Dosen Teknik Logistik raih sertifikasi internasional Certified Supply Chain Analyst (CSCA)

Purwokerto, 13 Juli 2024 – Prestasi gemilang kembali ditorehkan oleh Nabila Noor Qisthani, seorang dosen di program studi Teknik Logistik IT Telkom Purwokerto, yang berhasil meraih sertifikasi internasional sebagai Certified Supply Chain Analyst (CSCA) dari International Supply Chain Education Alliance (ISCEA). Sertifikasi CSCA dari ISCEA dikenal sebagai salah satu sertifikasi paling bergengsi di bidang supply chain management. Untuk meraih sertifikasi ini, seorang kandidat harus melalui proses yang ketat dan komprehensif yang mencakup berbagai aspek manajemen rantai pasok, mulai dari perencanaan dan pengadaan hingga produksi, distribusi, dan logistik. Proses sertifikasi ini tidak hanya menguji pengetahuan teoretis tetapi juga kemampuan praktis dalam menerapkan konsep-konsep supply chain di dunia nyata. Nabila Noor Qisthani harus melalui serangkaian ujian yang menantang, di mana tingkat kesulitannya cukup tinggi. Ujian ini menuntut pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip supply chain, kemampuan analitis yang tajam, serta pemecahan masalah yang efektif. Selain itu, persaingan untuk mendapatkan sertifikasi ini juga sangat ketat, dengan banyak profesional dari seluruh dunia yang berlomba-lomba untuk meraihnya. Keberhasilan ini tidak terlepas dari dukungan penuh dari pihak kampus IT Telkom Purwokerto, serta dedikasi dan komitmen Nabila dalam mempersiapkan dirinya. Mengalokasikan waktu khusus untuk mempelajari materi ujian, mengikuti pelatihan intensif, dan melakukan simulasi ujian untuk memastikan dirinya siap menghadapi tantangan tersebut. Dengan meraih sertifikasi CSCA, Nabila Noor Qisthani tidak hanya mengukuhkan dirinya sebagai ahli di bidang supply chain, tetapi juga membawa harapan baru bagi kemajuan dunia logistik di Indonesia. Ilmu dan pengalaman yang diperolehnya diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa dan profesional lainnya, serta berkontribusi dalam pengembangan strategi dan inovasi di bidang logistik. Dalam pernyataan resminya, Rektor IT Telkom Purwokerto menyampaikan apresiasinya, “Kami sangat bangga atas prestasi yang diraih oleh Ibu Nabila Noor Qisthani. Sertifikasi CSCA ini merupakan bukti nyata dari dedikasi dan kompetensi tinggi yang dimiliki oleh tenaga pengajar kami. Kami berharap pencapaian ini dapat menginspirasi dosen dan mahasiswa lainnya untuk terus berprestasi dan memberikan kontribusi terbaik bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang logistik.”

artikel, logistik, Uncategorized

Sukses di pedanaan PKM-RSH: Mahasiswa Teknik Logistik Mengkaji Tradisi Kebo-Keboan dan Implikasinya terhadap Pangan

Prestasi gemilang kembali diraih oleh mahasiswa Teknik Logistik dalam ajang bergengsi Program Kreativitas Mahasiswa Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH). Dalam penelitian yang menggabungkan aspek budaya dan logistik, mereka berhasil mengkaji tradisi Kebo-Keboan dan mengungkap implikasinya terhadap ketersediaan pangan di masyarakat. Kebo-Keboan adalah tradisi unik yang berasal dari Desa Alasmalang, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Tradisi ini telah berlangsung selama ratusan tahun dan merupakan bagian dari ritual agraris yang bertujuan untuk memohon kesuburan tanah dan kelimpahan hasil panen. Dalam ritual ini, beberapa orang berpakaian dan berperilaku seperti kerbau (kebo) yang diarak keliling desa, menirukan aktivitas membajak sawah. Melalui penelitian ini, mahasiswa Teknik Logistik tidak hanya tertarik pada aspek budaya dari tradisi Kebo-Keboan, tetapi juga berusaha memahami bagaimana tradisi tersebut berdampak pada sistem pangan lokal. Dengan pendekatan interdisipliner, mereka menggabungkan studi antropologi, sosiologi, dan logistik untuk mengeksplorasi berbagai dimensi dari tradisi ini. Prestasi mahasiswa Teknik Logistik dalam PKM-RSH ini tidak hanya membanggakan tetapi juga memberikan wawasan baru tentang bagaimana tradisi budaya dapat berperan dalam menjaga dan meningkatkan ketersediaan pangan. Studi ini menunjukkan bahwa kearifan lokal yang terkandung dalam tradisi seperti Kebo-Keboan memiliki relevansi yang kuat dalam konteks modern, terutama dalam upaya mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan. Dengan mengangkat tradisi Kebo-Keboan dalam penelitian mereka, mahasiswa Teknik Logistik telah berhasil membuka mata banyak orang akan pentingnya menjaga dan menghargai budaya lokal sebagai bagian integral dari sistem pangan kita. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus menggali dan memanfaatkan kearifan lokal dalam menghadapi tantangan global di masa depan.

artikel, logistik, Uncategorized

Inventory Record Accuracy

Halo teman-teman! Kali ini kita akan membicarakan tentang Inventory Record Accuracy. 📦✨ Inventory Record Accuracy atau akurasi catatan persediaan adalah salah satu hal yang sangat penting dalam bisnis. Ini mengacu pada seberapa akurat catatan yang kita miliki tentang persediaan barang kita dengan jumlah barang fisik yang sebenarnya ada di gudang. Mengapa hal ini begitu penting? Nah, bayangkan jika catatan persediaan kita tidak akurat. Itu bisa berarti kehilangan penjualan karena kita pikir barang ada, padahal sebenarnya sudah habis. Atau bahkan, kita mungkin kelebihan pesanan karena catatan menunjukkan kita masih punya banyak, padahal sebenarnya tidak. Hal ini bisa menyebabkan kerugian finansial yang tidak perlu. Jadi, bagaimana cara meningkatkan akurasi catatan persediaan? Pertama-tama, memiliki sistem manajemen persediaan yang baik sangat penting. Gunakan teknologi dan perangkat lunak yang dapat membantu kita untuk mengelola persediaan dengan lebih akurat. Selain itu, melakukan penghitungan fisik secara berkala juga diperlukan untuk memastikan catatan persediaan kita sesuai dengan kenyataan. Selain itu, melibatkan semua departemen terkait, seperti tim gudang, tim penjualan, dan tim keuangan, juga sangat penting. Komunikasi yang baik antar departemen akan membantu dalam memastikan bahwa semua orang memiliki pemahaman yang sama tentang persediaan yang ada. Jadi, bagaimana dengan bisnis kalian? Bagaimana kalian mengelola akurasi catatan persediaan? Apakah kalian memiliki tantangan tertentu dalam hal ini? Jangan lupa untuk selalu memantau dan meningkatkan akurasi catatan persediaan, ya! Semoga hari kalian menyenangkan dan penuh sukses! ✨ #InventoryAccuracy #ManagementTips #BusinessSuccess #TeknikLogistik

artikel, logistik

Peran Logistik Dalam Kegiatan Pemilu

Dalam beberapa waktu kedepan, negara kita akan melangsungkan kegiatan paling penting dalam demokrasi, yaitu Pemilihan Umum (Pemilu). Kegiatan pemilu yang bisa dibilang dalam skala besar ini tentunya perlu persiapan yang baik agar pemilu dapat berjalan dengan lancar. Salah satu persiapan yang perlu diperhatikan adalah bagian logistik. Logistik pemilu mencakup semua proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan distribusi serta pengelolaan barang dan material yang diperlukan selama kegiatan pemilu. Dalam konteks pemilu, logistik berperan penting untuk memastikan bahwa proses pemungutan suara dapat berjalan lancar, transparan, dan adil. Apa saja sih peran logistik dalam pemilihan umum? 1. Distribusi surat suara dan peralatan Distribusi surat suara ke seluruh TPS menjadi salah satu peran utama dalam logistik pemilu. Hal ini berkaitan dengan perencanaan rute distribusi, pemilihan moda transportasi, dan pengaturan penyimpanan sementara di TPS. 2. Pengelolaan peralatan pemilu Logistik pemilu bertanggung jawab atas penyediaan dan penyimpanan berbagai peralatan pemilu, seperti kotak suara, segel, alat pencoblosan, dan formulir pemungutan suara. Pengelolaan inventaris ini harus dilakukan dengan cermat dan efisien. 3. Efisiensi transportasi Pemilihan moda transportasi yang tepat dalam perencanaan rute dapat memastikan semua kebutuhan pemilu tiba di lokasi dengan tepat waktu dan dalam kondisi baik. Jika tidak dapat menyebabkan keterlambatan dan masalah lain yang bisa mempengaruhi integritas pemilu. 4. Keamanan dan pengawalan Perlindungan terhadap potensi ancaman harus diatur dengan ketat. Pengawalan selama proses distribusi dan penyimpanan juga menjadi langkah dalam keamanan pemilu yang diperlukan. 5. Penggunaan teknologi Penerapan teknologi informasi, seperti pelacakan dan manajemen inventaris dapat membantu memantau pergerakan material pemilu secara real-time sehingga dapat mengurangi potensi masalah logistik dengan cepat. 6. Pelatihan dan koordinasi Panitia yang terlibat dalam logistik pemilu harus mendapatkan pelatihan yang memadai. Selain itu, koordinasi dengan pihak terkait seperti KPU dan pihak keamanan juga diperlukan untuk kunci kesuksesan pemilu. 7. Pemantauan dan evaluasi Proses pemantauan selama kegiatan pemilu berlangsung perlu dilakukan. Evaluasi di akhir kegiatan pemilu juga menjadi hal yang penting karena mencakup evaluasi kinerja logistik dan identifikasi area peningkatan yang dapat digunakan sebagai peningkatan kinerja pemilu berikutnya. Logistik pemilu menjadi faktor penting dalam memastikan hak suara masyarakat dihormati dan tidak adanya kecurangan dalam kegiatan pemilu. Kesalahan dalam manajemen logistik dapat berpengaruh pada integritas pemilu. Oleh karena itu, perencanaan dan pelaksanaan logistik pemilu harus dilakukan dengan seksama dan profesional.

logistik

TOL LAUT: No Shipping, No Shopping

TOL LAUT: No Shipping, No Shopping Author: Miftahol Arifin, ST., MT. Tol laut? Mungkin semua pernah dengar tapi tidak semua memahami apa esensi dari tol laut yang di gagas oleh pemerintah. Apa mau bikin tol di atas laut? Apakah toll laut itu sama seperti jembatan suramadu, atau Tol Laut itu sama seperti Jalan Tol Bali Mandara, yang merupakan jalan Tol terapung pertama di Indonesia, membentang sepanjang 12,7 km diatas laut, menghubungkan Benoa, Ngurah Rai Tuban, dan Nusa Dua. Salah satu alasan dari ide tol laut adalah soal biaya logistik. Tak bisa di pungkiri biaya logistik di Indonesia masih cukup mahal. Kenapa bisa mahal? Karena adanya agen, makelar broker  yang jadi perantara (internediasi) dalam proses pengiriman logistik. Jadi kalo mau mengirimkan suatu barang misalnya jeruk dari Purwokerto ke Jakarta maka harus melalui petani ke pengepul lalu pedagang antar kota terus pedagang antar propinsi lanjut lagi ke pasar induk di Jakarta lalu pedagang pengecer baru sampai ke tangan end user (konsumen). Pada setiap titik perantara tentu mengambil profit sehingga disparitas harga dari petani ke konsumen akan menjadi beban konsumen. Ini baru dari logistik darat. Bagaimana dengan pengiriman via laut? Tol laut lebih menekankan akan pentingnya jalur kapal-kapal besar pengangkut logistik, dari indonesia barat ke indonesia timur dan sebaliknya seperti pendulum (bandul). Berangkat mengangkut barang, pulang kembali (diharapkan) membawa barang. Tujuannya agar ongkos logistik yang sangat besar bisa ditekan jika jalur kapal-kapal besar tersebut bolak-balik. Ibaratnya barang-barang dari jakarta bisa sekalian diangkut ke papua di timur, atau belawan di barat. Jadi walaupun pusat ekonomi di jakarta atau priok, daerah lain di timur dan barat tetap bisa menikmati harga barang yang murah. Pemerataan distribusi. Untuk merealisasikan ide Tol Laut tentu tidaklah mudah. Perlu kesiapan banyak sector dan anggaran yang besar untuk membangun Pelabuhan. Termasuk terus berupaya memberikan dukungan pada berdirinya industri-industri potensial di luar jawa.  Kenapa diperlukan kesiapan pelabuhan dan industri? karena ketika kapal mengirim barang ke papua misalnya, tidak membawa muatan kosong ketika balik ke jawa (Jakarta).  Pergi ke papua bawa muatan, pulangnya juga ada muatan. Ini akan mengurangi biaya logistik. Gambar 1. Skema Pengembangan Tol Laut Sumber : Bappenas dalam kargo.tech Jadi, Tol laut ibaratnya seperti pendulum atau bandul (benda yang terikat pada sebuah tali dan dapat berayun secara periodik) dimana pemerintah menentukan jalur pelayaran yang menghubungkan pelabuhan-pelabuhan di Indonesia untuk mengurangi disparitas harga antar kawasan di Indonesia. Kalau dalam istilah logistik disebut bachkhull, mengirim barang dengan kapasitas penuh, maka ketika kembali ke titik keberangkatan awal juga dalam kapasitas penuh, sehingga biaya logistik per unit barang menjadi murah dan tentu ini akan menguntungkan konsumen. Misalnya, dari pelabuhan Surabaya melakukan pengiriman bahan pokok ke pulau Sabu (pulau di NTT) maka sebelum adanya tol laut, kapal harus bongkar kontainer di kupang, dari kupang baru di lanjutkan lagi menggunakan truk tronton kemudian dengan kapal feri di kirim ke pulau sabu. Ini akan mengakibatkan biaya pengiriman menjadi sangat mahal dan ini akan di tanggung oleh konsumen. Harga bahan pokok bisa menjadi mahal. Namum dengan adanya tol laut, distribusi logistik ke perbatasan bisa jauh lebih murah karena kapal bisa langsung tiba di tujuan tanpa harus melakukan bongkar muatan terlebih dulu di pelabuhan lain. Jadi pada dasarnya tol laut adalah suatu armada kapal yang dikhususkan untuk mengantarkan bahan bahan logistik langsung ke daerah daerah pinggiran tanpa melalui perantara pelabuhan utama terdekat agar dapat mengurangi biaya yang di tanggung oleh konsumen. No Shipping, No Shopping .

Jl. D.I Panjaitan No. 128 Purwokerto 53147, Jawa Tengah – Indonesia

Telp

WA

Email

Website Official

Website PMB

Negara

Fakultas Teknik Telekomunikasi dan Elektro (FTTE)

Fakultas Informatika (FIF)

Fakultas Rekayasa Industri dan Desain (FRID)

Copyright ©2024 All Rights Reserved By Telkom University

Scroll to Top
Secret Link